Rabu, 30 Desember 2015

Tugas Anguttara Nikaya

Anguttara Nikaya
§        Pengembangan mental
Walaupun seorang Bhikkhu yang tidak mengerahkan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya mungkin berharap, semoga pikiranku bisa terbebas dari noda-noda lewat ketidak kemelekatan, tetapi pikirannya tidak akan terbebas. Karena dia tidak mengembangkan pikirannya didalam empat landasan kewaspadaan, empat jenis usaha benar, empat landasan keberhasilan, lima kemampuan spiritual, lima kekuatan spiritual, tujuh faktor pencerahan dan jalan mulia berunsur delapan.
Jika seorang bhikkhu telah mengerahkan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya, sekalipun jika dia tidak mengharapkan pikirannya terbebas dari noda-noda lewat ketidak kemelekatan, tetap saja pikiranya akan terbebas.
Bhikkhu  yang mengarahkan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya walaupun dia tidak mengetahaui seberapa banyak noda yang telah terhapus hari ini, sebarapa banyak yang terhapus kemarin dan seberapa banyak diwaktu-waktu lain tetapi dia mengetahui apa yang telah terhapus. Bhikkhu yang mengarahakan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya, belenggu-belenggunya akan mudah kendor dan melapuk.
§        Singkatnya kehidupan
Pendek sekali kehidupan manusia, hanya seperti tetesan embun diujung daun rumput; gelembung yang muncul dipermukaan air ketika hujan jatuh; garis yang digambarkan di air dengan batang kayu; arus sungai dari gunung; sepotong daging yang dimasukan kedalam pot besi yang amat panas; dan lembu yang dibawa ke penjagalan, setiap kali ia melangkahkan kaki, dia lebih dekat dengan penjagalan, lebih dekat dengan kematian.

§      Sebab-sebab terjadinya gempa
Ada delapan sebab atau alasan sampai gempa bumi ini terjadi yang hebat:
1. Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan udara ada di angkasa; apabila udara yang besar bergerak, maka zat cair terguncang. Keguncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar.
2. Apabila seorang samana atau brahmana yang memiliki kekuatan batin (idhi) atau kemampuan untuk mengendalikan pikirannya, atau sesosok dewa yang memiliki kekuatan batin yang besar dan maha hebat, memusatkan pikirannya pada zat padat (pathavi) yang terbatas atau pada cairan yang tak terbatas, maka bumi bergetar, goyah dan bergoyang, hal ini terjadi karena dia.
3. Apabila Bodhisattva meninggalkan alam Tusita dengan penuh pengertian dan perhatian, lahir melalui rahim seorang ibu, maka bumi ini bergetar, goyah dan bergoyang.
4. apabila Boddhisattva dengan penuh perhatian dan perhatian meninggalkan rahim ibunya (terlahir) maka bumi ini bergetar, goyah dan bergoyang.
5. Apabila seorang Tathagata mencapai kesempurnaan yang tiada bandingan dan penerangan agung, maka bumi bergetar, goyang dan bergoyang.
6. Apabila Tathagata memutar Roda Dhamma (Dhammacakka), maka bumi bergetar, goyah dan bergoyang.
7. Apabila Tathagata dengan pikiran terpusat dan penuh perhatian bertekad untuk meneruskan kehidupannya, maka bumi bergetar, goyah dan bergoyang
8. Apabila Tathagata parinibbana, tanpa ada sisa, maka bumi bergetar, goyah dan bergoyang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar