Anguttara Nikaya
§
Pengembangan
mental
Walaupun
seorang Bhikkhu yang tidak mengerahkan diri untuk pengembangan meditatif
pikirannya mungkin berharap, semoga pikiranku bisa terbebas dari noda-noda
lewat ketidak kemelekatan, tetapi pikirannya tidak akan terbebas. Karena dia
tidak mengembangkan pikirannya didalam empat landasan kewaspadaan, empat jenis
usaha benar, empat landasan keberhasilan, lima kemampuan spiritual, lima kekuatan
spiritual, tujuh faktor pencerahan dan jalan mulia berunsur delapan.
Jika seorang bhikkhu telah
mengerahkan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya, sekalipun jika dia
tidak mengharapkan pikirannya terbebas dari noda-noda lewat ketidak
kemelekatan, tetap saja pikiranya akan terbebas.
Bhikkhu yang mengarahkan diri untuk pengembangan
meditatif pikirannya walaupun dia tidak mengetahaui seberapa banyak noda yang
telah terhapus hari ini, sebarapa banyak yang terhapus kemarin dan seberapa
banyak diwaktu-waktu lain tetapi dia mengetahui apa yang telah terhapus. Bhikkhu
yang mengarahakan diri untuk pengembangan meditatif pikirannya,
belenggu-belenggunya akan mudah kendor dan melapuk.
§
Singkatnya
kehidupan
Pendek
sekali kehidupan manusia, hanya seperti tetesan embun diujung daun rumput;
gelembung yang muncul dipermukaan air ketika hujan jatuh; garis yang
digambarkan di air dengan batang kayu; arus sungai dari gunung; sepotong daging
yang dimasukan kedalam pot besi yang amat panas; dan lembu yang dibawa ke
penjagalan, setiap kali ia melangkahkan kaki, dia lebih dekat dengan penjagalan,
lebih dekat dengan kematian.
§ Sebab-sebab
terjadinya gempa
Ada delapan sebab atau
alasan sampai gempa bumi ini terjadi yang hebat:
1.
Bumi yang luas ini terbentuk dari zat cair, zat cair terbentuk dari udara dan
udara ada di angkasa; apabila udara yang besar bergerak, maka zat cair
terguncang. Keguncangan zat cair ini menyebabkan bumi bergetar.
2.
Apabila seorang samana atau brahmana yang memiliki kekuatan batin (idhi) atau
kemampuan untuk mengendalikan pikirannya, atau sesosok dewa yang memiliki
kekuatan batin yang besar dan maha hebat, memusatkan pikirannya pada zat padat
(pathavi) yang terbatas atau pada cairan yang tak terbatas, maka bumi bergetar,
goyah dan bergoyang, hal ini terjadi karena dia.
3.
Apabila Bodhisattva meninggalkan alam Tusita dengan penuh pengertian dan
perhatian, lahir melalui rahim seorang ibu, maka bumi ini bergetar, goyah dan
bergoyang.
4.
apabila Boddhisattva dengan penuh
perhatian dan perhatian meninggalkan rahim ibunya (terlahir) maka bumi ini
bergetar, goyah dan bergoyang.
5.
Apabila seorang Tathagata mencapai kesempurnaan yang tiada bandingan dan
penerangan agung, maka bumi bergetar, goyang dan bergoyang.
6.
Apabila Tathagata memutar Roda Dhamma (Dhammacakka), maka bumi bergetar, goyah
dan bergoyang.
7.
Apabila Tathagata dengan pikiran terpusat dan penuh perhatian bertekad untuk
meneruskan kehidupannya, maka bumi bergetar, goyah dan bergoyang
8.
Apabila Tathagata parinibbana, tanpa ada sisa, maka bumi bergetar, goyah dan
bergoyang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar